PD Puasa

Pada 1 April 2024 lalu, Perkantas Jawa Barat mengadakan ibadah Persekutuan Doa (PD) dan Puasa untuk memperingati momen Paskah 2024. Kami yang mengikuti ibadah PD ini mengambil waktu puasa sebelumnya, kemudian bersama berkumpul berbuka puasa beberapa saat sebelum ibadah dimulai.

Melalui sharing firman, Bang Ferdi membagikan kisah Petrus dan Yohanes yang menceritakan pertemuannya dengan Mahkamah Agama (Kis. 4:1-22) kepada teman-temannya. Mereka kemudian berdoa– memuji Allah, mengingat nubuat Allah melalui pemazmur, dan memohon pertolongan serta kuasa Allah untuk memperlengkapi pemberitaan mereka tentang Yesus; lalu Roh Kudus memenuhi mereka sehingga mereka memberitakan firman Allah dengan berani (Kis. 4:23-31). Dari penggalian kisah ini aku diingatkan kembali bahwa doa perlu dipandang sebagai suatu perjalanan panjang, karena hidup orang percaya harus melekat dengan Allah. Aku juga diingatkan bahwa doa bukanlah sarana untuk meminta “hadiah” dari Allah, melainkan untuk mengenal pribadi Allah. Pengenalan akan Allah sangat tampak dalam ciri doa yang murid-murid Yesus naikkan pada perikop ini, yaitu bagaimana mereka dapat mengingat bagian firman Allah yang menggambarkan apa yang sedang mereka alami. Mereka diperlengkapi hikmat Tuhan untuk membaca arah zaman; mengetahui kehendak Tuhan dalam situasi/kondisi tertentu. Selain itu, aku juga belajar bahwa doa mengantar kita pada pengalaman-pengalaman dipakai Allah untuk menjalankan kehendak-Nya. Kematian dan kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Allah yang kusembah adalah Allah yang hidup. Aku punya pengharapan dalam menjalani hidup, karena keselamatanku sudah dijamin oleh Sang Pencipta semesta. Sebagaimana murid-murid yang tahu benar bahwa masalah mereka tidak hilang, bahkan bertambah, karena mengikut Yesus, tetapi justru mendapat keberanian dari Tuhan untuk menghadapinya, kiranya kita juga memperoleh semangat Paskah untuk menghadapi tantangan-tantangan dalam hidup kita.

Dalam momen persekutuan doa, kami secara umum mendoakan orang-orang Kristen yang teraniaya di berbagai negara. Secara khusus, aku mendoakan kondisi orang-orang Kristen yang teraniaya dalam situasi sebagai minoritas dalam negara Libya; memohon kepada Allah untuk memulihkan kestabilan negara, menegakkan hukum, dan melindungi serta mempertemukan orang-orang Kristen agar menjadi komunitas orang yang saling menopang dan kedamaiannya terjamin oleh negara. Kami juga berdoa bagi saudara-saudara Muslim di negara lain; memohon kepada Allah untuk memelihara kehidupan mereka, menghindarkan mereka dari tekanan pihak tak bertanggung jawab, dan dalam kemurahan-Nya berkenan menyingkapkan kebenaran Injil bagi mereka.