Obrolan Cipaku 14

Edisi Oktober - Desember 2025

ARTIKEL

Yemima Nathanya Haryanto

12/2/2025

Tak ada patah hati yang sembuh di satu dan dua hari…”, adalah sepenggal lagu Terakhir Kali yang sedang hits di kalangan kaum muda. Memang, nampaknya lebih ‘mudah’ menyembuhkan luka fisik daripada luka hati. Mungkin, itu mengapa banyak orang berlomba mendatangi lokasi-lokasi yang bagus tetapi belum diketahui banyak orang (hidden gem) sebagai usaha untuk healing.

Beberapa waktu terakhir, mental health/kesehatan mental menjadi sebuah isu yang marak dibahas oleh masyarakat. Ada begitu banyak cerita film, lirik lagu, dan plot fiksi yang menyuarakan pentingnya menyadari (aware) dan memelihara kesehatan mental. Apa itu ‘kesehatan mental’? Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan mental yang memungkinkan seseorang untuk mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuan yang mereka miliki, belajar dan bekerja dengan baik, serta mampu berkontribusi bagi komunitas mereka. Kesehatan mental begitu penting dalam keberlangsungan hidup manusia.

Tidak dipungkiri, menjaga kesehatan mental di tengah begitu banyaknya tantangan kehidupan bukanlah hal yang mudah, termasuk bagi kita, orang Kristen. Saya teringat seorang nabi dalam Alkitab yang menunjukkan gejala depresi dengan berseru kepada Tuhan “Cukuplah itu! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku…” setelah mengalahkan ratusan nabi Baal dan menghadapi ancaman dibunuh oleh Ratu Izebel. Elia menunjukkan bahwa dirinya mengalami ketakutan, merasa sendiri dan gagal, serta putus asa sampai ingin mati (1 Raja-raja 19:1-18).

Dalam melayani para siswa, mahasiswa, dan alumni di Perkantas Jawa Barat, saya melihat bahwa pelayanan konseling Kristen amat dibutuhkan. Sebuah pelayanan yang menolong seseorang untuk melihat akar permasalahan di dalam batinnya, tetapi juga didorong mengenal Allah Sang Pemilik kehidupan mereka. Suatu usaha untuk memulihkan jiwa yang letih dan luka, yang bukan sekadar fokus pada diri orang tersebut, tetapi dengan bergantung penuh pada kebenaran firman Tuhan dan kuasa Roh Kudus.

Seperti pemulihan yang dialami oleh Elia, sumber kekuatannya adalah Tuhan. Tuhan memberikan pemulihan bagi tubuh dan jiwa Elia; melalui perjumpaan dengan malaikat yang memberinya roti dan air serta janji bahwa dalam mengerjakan panggilannya ia tidak ditinggalkan sendiri karena masih banyak orang yang setia kepada Tuhan. Di musim kering kehidupan kita, kiranya kita terus melekat kepada Allah yang peduli dan sanggup menyegarkan jiwa kita.

Referensi:

Artikel Mental Health (2022)

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response

woman leaning against a wall in dim hallway
woman leaning against a wall in dim hallway