Obrolan Cipaku 14

Edisi Oktober - November 2024

ARTIKEL

Yolanda Triana Siregar

11/15/2024

Dalam kehidupan persekutuan, membicarakan tentang mengasihi orang lain dengan tindakan dan perkataan yang baik dan lembut sepertinya bukanlah topik yang tabu. Namun ketika membahas tentang mengasihi dalam bentuk teguran, mungkin banyak orang akan langsung menghindar. Menegur seseorang bukan perkara mudah, apalagi ketika kita terbiasa hidup dalam budaya timur di Indonesia yang selalu mengedepankan keramahan. Lebih-lebih lagi untuk kita yang berada dalam lingkungan persekutuan. Menegur dianggap sebagai tindakan yang berisiko dan lebih baik dihindari karena kita takut melukai perasaan orang lain, takut relasinya dengan orang lain berubah atau rusak, takut dianggap kasar dan jahat, dan takut-takut lainnya.

Sebagai seseorang yang terkadang suka ngga enakan dan malas berkonflik, “tutup mata” dan pura-pura tidak melihat kesalahan orang lain menjadi solusi yang sangat menggiurkan untuk dilakukan. Namun, firman Tuhan jelas tidak menginginkan itu. Dalam 2 Timotius 4:2 (TB) tertulis, “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” Menyatakan kebenaran adalah tanggung jawab sebagai orang percaya. Bukan hanya itu saja, seperti yang dikatakan dalam buku The Gospel Comes with a House Key, “Disiplin gereja adalah kebaikan Allah; itu perlindungan Allah bagi setiap anggota gereja. Itu menghentikan pelaku kejahatan, dan menyembuhkan para korban.” Menyatakan kebenaran adalah sebuah kebaikan karena menolong orang lain untuk semakin dekat dengan Tuhan dan mengikuti-Nya dengan lebih sungguh.

Hanya saja, bagian penegur adalah senantiasa meminta hikmat Tuhan sebelum bertindak dan mengecek, “Apakah tujuan kita menegur seseorang memang untuk memulihkan ataukah justru untuk ‘menghukum’ atau ‘mempermalukan’ mereka yang bersalah demi kepuasan pribadi?” agar menolong kita untuk dapat menyampaikan teguran dengan kerendahan hati dan cara yang membangun.

Adakah seseorang yang sedang Tuhan letakkan di hatimu untuk kamu tegur? Mari mulai dengan berdoa untuk dirinya dan kesiapan hati kita untuk menyatakan kebenaran itu dalam kasih.