Menyambut Kristus dengan Pertobatan
Edisi Okt - Nov'23
ARTIKEL
Yolanda Triana Siregar
11/30/20232 min read
Setiap umat Kristen dalam berbagai denominasi pasti tidak asing dengan istilah masa Adven yang menandai masa persiapan rohani bagi umat Kristen sebelum Hari Natal. Walaupun berbagai denominasi gereja memiliki perkembangan dan perbedaan tertentu dalam pelaksanaan masa Adven, kita semua sepaham bahwa makna Adven adalah kedatangan Kristus (Adven berasal dari bahasa Latin “adventus” yang artinya “datang”). Kedatangan yang dimaksud bagi kita umat Kristen di masa kini dapat diartikan ke dalam dua jenis. Pertama, kedatangan dalam konteks kita memperingati kelahiran Kristus ke dunia sebagai kedatangan-Nya yang pertama. Masa Adven mendorong kita untuk merenungkan kembali inkarnasi yang agung ketika Kristus merendahkan diri, mengambil rupa manusia, dan membebaskan kita dari dosa. Kedua, kedatangan dalam konteks penantian kedatangan Kristus yang kedua kali pada akhir zaman. Masa Adven mendorong kita untuk berpengharapan bahwa kita menanti kedatangan Kristus kembali untuk mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya yang telah ditebus (Matius 24:31).
Lalu bagaimana seharusnya orang Kristen bersikap dalam masa Adven untuk dapat mempersiapkan diri menyambut Natal dengan benar? Apakah cukup hanya dengan berefleksi dan merenungkan kelahiran Kristus? Bagaimana kita memaknai masa penantian dalam pengharapan akan kedatangan Kristus yang kedua kali? Apakah kita hanya “menanti” dalam diam tanpa melakukan apa pun?
Adven tidak hanya berbicara tentang menanti Natal dalam perenungan dan pengharapan. Dalam tradisi gereja, tiga lilin adven yang berwarna ungu menyimbolkan penantian, pengharapan,dan pertobatan. Jadi, penantian dan pengharapan dalam Adven seharusnya tidak hanya berhenti sampai perenungan, tetapi perenungan itu membawa kita sampai ke dalam pertobatan. Menyambut kedatangan Sang Raja, yakni Yesus Kristus, membutuhkan sikap pertobatan, sebagaimana yang diberitakan oleh Yohanes Pembaptis kepada orang-orang ketika ia mempersiapkan kedatangan Yesus Kristus (Markus 1:4). Melalui pertobatan, kita mengalami rahmat-Nya -belas kasih dan pengampunan-Nya atas dosa-dosa kita-, dan proses itulah yang membawa kita memaknai anugerah keselamatan melalui kelahiran-Nya dan pengharapan kedatangan-Nya yang kedua kali dengan lebih sungguh-sungguh.
Lalu pertanyaan selanjutnya, bagaimana kita dapat melakukan pertobatan sejati itu? Pertobatan sejati adalah perubahan dalam diri bahwa kita tidak lagi mau diperhamba oleh dosa dan melakukan kejahatan yang tidak mencerminkan Allah. Ketika seseorang bertobat, berarti ia memiliki kerelaan untuk berubah dan diubah oleh sabda-Nya untuk semakin menuju kepada keserupaan akan Kristus. Namun, kerinduan untuk membawa diri kepada perubahan hidup itu sejatinya tidak dapat hadir hanya dengan kekuatan kita sendiri. Dalam Yohanes 15:4 tertulis, “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” Yesus menyampaikan dengan tegas bahwa sebuah ranting (atau dalam hal ini, seorang Kristen) tidak bisa berbuah (tanda dari pertobatan sejati) jika mereka tidak terus tinggal dalam hubungan yang intim dengan Kristus.
Sekali lagi, kita perlu mengingat bahwa baik Natal maupun Adven, fokus utamanya bukanlah tentang diri kita, melainkan tentang Kristus Sang Juruselamat itu sendiri. Oleh karena itu, melalui momen Adven ini, mari kita arahkan hati kita untuk memfokuskan diri kepada Kristus, Sang Pokok Anggur yang Benar, satu-satunya Pribadi yang dapat membawa kita ke dalam pertobatan sejati dan perubahan hidup untuk dapat menyambut dan memaknai Natal dengan penantian dan pengharapan akan kedatangan-Nya yang kedua kali kelak.


Yolanda Triana Siregar
Alamat
Sekretariat Bandung (CP14)
Jalan Cipaku Permai No.14, Bandung, Jawa Barat 40143
Sekretariat Jatinangor (HOJ)
Jalan Raya Jatinangor No.295, Hegarmanah, Kec. Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45363